Mengapa Pria Lebih "Drama" Saat Flu tapi Kuat Saat Cedera? Sains & Budaya Menjawab!

Pernah melihat pria yang tiba-tiba "seperti mau meninggal" saat demam, tapi tetap bekerja meski kakinya patah? Fenomena ini bukan sekadar stereotip—ada penjelasan sains dan budaya di baliknya. Mari kita kupas!

1. "Man Flu": Bukan Cuma Bahan Candaan

Istilah "Man Flu" (Flu Pria) populer di media untuk menggambarkan kecenderungan pria mengeluh berlebihan saat sakit ringan. Tapi ternyata, penelitian membuktikan ini ada dasar ilmiahnya:

  • Testosteron vs. Estrogen: Hormon testosteron menekan sistem imun, sementara estrogen pada wanita memperkuatnya. Studi di American Journal of Physiology (2017) menunjukkan pria lebih rentan infeksi virus.

  • Respons Inflamasi: Pria menghasilkan lebih sedikit antibodi saat flu, sehingga gejala (demam, nyeri otot) terasa lebih parah (Dr. Kyle Sue, BMJ 2017).

2. Pria vs. Cedera Fisik: Mengapa Mereka Bisa Tetap "Tahan Banting"?

Saat menghadapi cedera seperti keseleo atau patah tulang, pria justru sering terlihat lebih tangguh. Ini sebabnya:

  • Evolusi: Secara biologis, pria terbiasa menahan nyeri fisik untuk bertahan hidup (berburu, berperang).

  • Adrenalin & Endorfin: Cedera fisik memicu hormon yang mengurangi rasa sakit sementara, berbeda dengan sakit sistemik seperti flu.

  • Budaya "Toxic Masculinity": Pria diajarkan untuk "jangan cengeng" terhadap luka fisik, tapi tidak diajarkan mengelola sakit internal.

3. Faktor Psikologis: "Attention-Seeking" atau Butuh Istirahat?

  • Illness Behavior: Pria jarang sakit, sehingga saat flu, tubuh mereka "kaget" dan responsnya berlebihan.

  • Pelarian dari Tanggung Jawab: Saat demam, pria mungkin memanfaatkan momen untuk istirahat karena jarang mendapat simpati (Dr. Deborah Cox, Psychology Today).

4. Lalu, Apakah Pria Benar-Benar Lebih Lemah?

Tidak selalu! Ini adalah generalisasi. Beberapa pria tahan terhadap segala jenis sakit, sementara sebagian wanita juga bisa "drama" saat flu. Namun, pola ini cukup konsisten secara statistik.

"Pernah mengalami atau melihat fenomena ini? Apakah Anda setuju bahwa pria lebih 'drama' saat flu tapi kuat saat cedera? Bagikan pengalamanmu di kolom komentar!"

 

Fenomena Man Flu bukan sekadar mitos—ia berdasar pada biologi, psikologi, dan budaya. Pria mungkin lebih rentan terhadap infeksi, tapi unggul dalam menahan nyeri fisik. Soal apakah mereka "lebay" atau memang menderita, jawabannya ada di tengah-tengah.

Ini opini pribadi saya, bagaimana menurut kalian?

 

 

Hajriah Fajar is a multi-talented Indonesian artist, writer, and content creator. Born in December 1987, she grew up in a village in Bogor Regency, where she developed a deep appreciation for the arts. Her unconventional journey includes working as a professional parking attendant before pursuing higher education. Fajar holds a Bachelor's degree in Computer Science from Nusamandiri University, demonstrating her ability to excel in both creative and technical fields. She is currently working as an IT professional at a private hospital in Jakarta while actively sharing her thoughts, artwork, and experiences on various social media platforms.

Thank you for stopping by! If you enjoy the content and would like to show your support, how about treating me to a cup of coffee? �� It’s a small gesture that helps keep me motivated to continue creating awesome content. No pressure, but your coffee would definitely make my day a little brighter. ☕️ Buy Me Coffee

Posting Komentar untuk "Mengapa Pria Lebih "Drama" Saat Flu tapi Kuat Saat Cedera? Sains & Budaya Menjawab!"