Akar Manis di Tengah Kekacauan: Ketika Licorice Jadi Ritual Tenang di Era Digital
🔀 Read in English 🇬🇧
Selamat Datang di Hajriah Fajar: Hidup Sehat & Cerdas di Era Digital
Akar Manis di Tengah Kekacauan: Ketika Licorice Jadi Ritual Tenang di Era Digital
Gue nggak tahu kenapa sore itu rasanya pengen banget rebahan sambil ngelamun. Laptop masih nyala, notif dari grup kerja belum dibaca, dan playlist lofi kayaknya udah mulai bosen sendiri. Terus gue liat ada satu kantong teh herbal di pojok meja—licorice root. Akar manis, katanya. Dulu nenek gue suka rebus itu tiap pagi. Katanya sih buat “pembersih jiwa.” Nggak ngerti maksudnya apa, tapi tiap minum, rasanya kayak disuruh diem bentar dan dengerin diri sendiri.
Di tengah dunia yang makin cepat, kadang kita butuh sesuatu yang nggak buru-buru. Licorice ini bukan sulap, tapi bisa jadi jeda. Cuma dengan secangkir air panas dan lima menit tanpa scroll TikTok, rasanya udah kayak liburan mini. Ya, mungkin cuma placebo. Tapi kalau placebo-nya wangi dan bikin tenang, kenapa nggak?
Akar manis atau licorice (Glycyrrhiza glabra) sebenarnya udah jadi bagian dari banyak ritual herbal, dari Asia sampai Eropa. Tapi di artikel ini, kita nggak bakal bahas sejarah panjangnya. Kita cuma mau ngobrolin: kenapa hal sederhana kayak bikin teh herbal bisa jadi bentuk self-care paling masuk akal di tengah tab browser yang nggak kunjung habis.
Dan tenang aja, nggak ada janji-janji bombastis. Nggak bakal ada “detoks racun tubuh” atau jargon “antioksidan kuat.” Kita cuma mau mikir bareng: bisa nggak sih, kita rawat kepala dan hati, cukup dari dapur sendiri?
Mencicipi Keheningan, Secangkir Sekaligus
Licorice punya rasa manis yang aneh. Bukan kayak gula—lebih ke arah manis yang licin, kayak rasa permen hitam waktu kecil yang bikin lo mikir: ini enak nggak sih? Tapi justru di rasa aneh itu, kita diajak pelan-pelan. Minum teh ini nggak cocok buat yang buru-buru. Cocoknya buat yang lagi nunggu hujan reda, atau yang lagi mikir kenapa hidup rasanya kayak Google Docs yang nggak pernah disimpan.
Ada penelitian dari Journal of Ethnopharmacology yang nyebut bahwa ekstrak akar licorice punya efek menenangkan sistem saraf pusat. Ya, katanya sih. Tapi ya balik lagi—nenek gue minum ini bukan karena PubMed, tapi karena katanya "bikin hati adem."
Ritual Kecil buat Pikiran yang Kebanyakan Tab
Mungkin lo nanya, “Kenapa harus teh licorice? Kenapa nggak langsung meditasi atau journaling?” Jawabannya simpel: karena nggak semua orang cocok duduk bersila sambil fokus ke napas. Kadang lebih gampang mulai dari sesuatu yang bisa diminum. Dari situ, keheningan bisa nyusul sendiri.
Karena pada dasarnya, manusia butuh ritual. Nggak harus besar. Yang penting konsisten. Dan kadang, satu-satunya hal yang konsisten di hidup gue ya cuma air panas dan gelas teh jam 5 sore.
Tips Praktis: Biar Licorice Nggak Cuma Jadi Gimmick
1. Mulai dari yang simpel Pakai teh licorice celup yang udah jadi. Nggak usah sok-sokan rebus akar mentah kalau belum siap. Yang penting niat buat duduk diam.
2. Waktu yang konsisten Coba pilih satu waktu dalam sehari—misalnya sore—buat bikin teh ini. Lama-lama badan dan pikiran akan ngeh kalau “ini waktunya istirahat.”
3. Minum tanpa layar Beneran. Jangan sambil scroll. Duduk aja. Pandangi uap teh yang naik. Rasakan keheningan yang nggak dikomentarin siapa pun.
4. Catat efeknya Bukan buat riset ilmiah, tapi buat lo sendiri. Hari ini lebih tenang? Lebih nyambung mikirnya? Atau malah ngantuk? Semua sah.
5. Jangan berharap keajaiban Licorice itu teh, bukan penyelamat dunia. Tapi kalau bisa bikin lo diem lima menit, itu udah prestasi.
Akhirnya, Semua Orang Butuh Jeda
Gue nggak jualan teh, sumpah. Tapi gue percaya, tubuh dan pikiran kita udah terlalu sering digas. Kalau ada cara buat ngerem—meski cuma dari akar manis yang direbus pelan-pelan—kenapa enggak? Coba aja. Siapa tahu dari situ lo bisa lebih sayang sama diri sendiri, secangkir demi secangkir.
Punya ritual kecil lain yang ngebantu lo tetap waras di tengah kekacauan digital? Ceritain di kolom komentar. Atau share artikel ini buat teman yang lagi butuh jeda juga. 🍵
Welcome to Hajriah Fajar: Living Smart & Healthy in the Digital Age
Sweet Root in the Chaos: When Licorice Becomes a Digital-Era Ritual
I don’t know why, but that afternoon felt like a perfect time to just lie down and zone out. Laptop still on, work chat notifications unread, and the lofi playlist sounded bored of itself. Then I spotted a dusty teabag on the table corner—licorice root. My grandma used to brew it every morning. She said it was for “soul cleaning.” No clue what that meant, but sipping it always made me pause and listen to my own thoughts.
In a world that keeps accelerating, sometimes we need something that doesn't. Licorice isn’t a miracle, but it could be a pause. Just a cup of hot water and five minutes away from TikTok can feel like a tiny vacation. Maybe it’s just placebo. But if it smells nice and feels calming—why not?
Licorice root (Glycyrrhiza glabra) has appeared in all sorts of herbal traditions from Asia to Europe. But we’re not here for history class. We’re here to chat about how a cup of herbal tea might be the most reasonable self-care move when your brain has 30 browser tabs open.
And no, we’re not making wild claims. No “detox toxins” or “super antioxidants.” Just wondering together: can we take care of our head and heart from our kitchen shelf?
Tasting Silence, One Sip at a Time
Licorice tastes weird. Not like sugar—weirder. Sweet in a slippery way, like black candy from your childhood that made you wonder, “Do I like this?” But maybe that weirdness forces us to slow down. This tea isn’t for the rushed. It’s for rainy-day waits and mental spirals that feel like unsaved Google Docs.
There’s a study in the Journal of Ethnopharmacology that mentioned licorice extracts could calm the central nervous system. Apparently. But my grandma didn’t read PubMed—she just said, “It cools the soul.”
A Little Ritual for a Tab-Overloaded Mind
You might ask, “Why licorice tea? Why not meditation or journaling?” Simple answer: not everyone’s into breathwork or yoga mats. Sometimes it's easier to start with something you can sip. Stillness follows.
Because we humans need rituals. Not grand ones. Just regular. And sometimes, the only regular thing in my life is hot water and a teacup at 5 p.m.
Practical Tips: Making Licorice More Than a Gimmick
1. Start simple Use premade licorice tea bags. No need to pretend you're a forest witch. The key is to pause.
2. Pick a consistent time Choose a daily slot—maybe afternoons. Over time, your brain will recognize it as “pause o'clock.”
3. Drink without screens Seriously. No scrolling. Just sit. Watch the steam. Feel the silence. That’s it.
4. Track how you feel Not for science—just for you. Felt calmer? Sharper? Sleepier? It’s all valid.
5. Don’t expect miracles It’s tea, not a savior. But if it gets you five minutes of peace, that’s a win.
In the End, Everyone Needs a Pause
I swear I’m not trying to sell tea. But I do believe our minds and bodies have been running too hard. If there’s a way to slow down—even if it’s by boiling sweet root gently—why not? Give it a try. Maybe it’ll help you care for yourself, one cup at a time.
Got your own little ritual that keeps you sane in this digital mess? Tell me in the comments. Or share this with someone who might need a pause too. 🍵
Post a Comment for "Akar Manis di Tengah Kekacauan: Ketika Licorice Jadi Ritual Tenang di Era Digital"
Post a Comment
You are welcome to share your ideas with us in comments!