SIMRS Itu Ferrari, Tapi Jalanan Kita Masih Lumpur

Selamat Datang di Hajriah Fajar: Hidup Sehat & Cerdas di Era Digital

SIMRS Itu Ferrari, Tapi Jalanan Kita Masih Lumpur

Pernah ada yang bilang begini: “Walaupun kamu punya mobil sekelas Ferrari, dengan mesin 6000cc, handling presisi, dan desain aerodinamis yang luar biasa… tetap saja percuma kalau kamu nyetir di jalan sempit, berlubang, dan macet total. Ferrari itu nggak bisa ngebut—malah bisa mogok karena overheat.”

Dan jujur saja, itulah yang terjadi pada banyak rumah sakit di Indonesia hari ini. Kita sudah beli sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) web-based sekelas Ferrari. Canggih. Rapi. Punya fitur rekam medis elektronik (EMR), dashboard, integrasi BPJS, hingga koneksi ke SatuSehat. Tapi kenyataan lapangan? Jaringan sering putus, komputer lambat, form gagal submit, dan semua menyalahkan sistem.

Ketika Jaringan Jadi Kemacetan Nasional

SIMRS modern bekerja seperti Ferrari digital: cepat kalau jalurnya mulus. Tapi mari kita lihat kondisi infrastruktur kita: – Kecepatan internet Indonesia hanya ~32 Mbps, jauh di bawah Singapura (336 Mbps) atau Thailand (237 Mbps). – Banyak RS tipe C masih pakai 1 ISP saja, tanpa backup. – Trafik SIMRS campur dengan Wi-Fi tamu, YouTube staf, dan CCTV. – Data EMR harus dikirim real-time ke server pusat, tapi sering tertunda karena bottleneck jaringan.

Hasilnya? Sistem yang seharusnya real-time justru jadi lambat. Seperti Ferrari yang harus berhenti di lampu merah tiap 100 meter. Lama-lama overheat, lalu mogok.

Overheat Digital: Ketika Sistem Tersedak Sendiri

Di dunia digital, overheat itu tidak berupa asap. Tapi berupa: – Form yang gagal simpan. – Data pasien yang tiba-tiba hilang. – Login yang macet karena session browser rusak. – Server overload karena trafik dari browser tak terkendali. – Cache yang menumpuk dan merusak tampilan.

Banyak yang menyangka ini masalah aplikasinya. Padahal, akar utamanya adalah jalanan: bandwidth yang sempit, koneksi tak stabil, infrastruktur tak pernah diuji beban.

Solusinya Bukan Ganti Mobil, Tapi Perbaiki Jalannya

Kalau Ferrari Anda mogok di jalan rusak, jangan langsung salahkan mobilnya. Coba periksa dulu: ✔ Sudahkah rumah sakit punya koneksi internet yang simetris dan stabil? ✔ Apakah jaringan SIMRS dipisah dari jaringan umum? ✔ Apakah Anda punya backup ISP dan sistem auto-failover? ✔ Apakah form backup tersedia saat koneksi mati? ✔ Apakah browser pengguna bersih dari cache kadaluarsa?

Mungkin yang perlu dibenahi bukan mesinnya, tapi ekosistem tempat mesin itu dijalankan.

Penutup: SIMRS Bukan Sekadar Aplikasi, Tapi Ekosistem

Ferrari akan tampil luar biasa jika diberi lintasan sirkuit. SIMRS pun begitu. Ia bukan aplikasi yang berdiri sendiri, tapi bagian dari ekosistem digital rumah sakit. Kalau ekosistemnya siap—dari jaringan, perangkat, hingga pengguna—maka sistem akan berjalan secepat niat baik yang mendasarinya.

Jadi sebelum kita menyalahkan sistem, mari kita tanya dulu: Apakah jalannya sudah layak dilewati oleh mobil sekelas Ferrari? Jika belum, inilah saatnya membangun jalanan digital yang benar-benar siap untuk masa depan kesehatan Indonesia.

Post a Comment for "SIMRS Itu Ferrari, Tapi Jalanan Kita Masih Lumpur"