Jangan Biarkan Ferrari SIMRS Terjebak di Jalanan Becek: Seruan untuk Perbaikan Infrastruktur Digital Kesehatan Nasional

Selamat Datang di Hajriah Fajar: Hidup Sehat & Cerdas di Era Digital

Jangan Biarkan Ferrari SIMRS Terjebak di Jalanan Becek: Seruan untuk Perbaikan Infrastruktur Digital Kesehatan Nasional

Artikel ini ditujukan bukan untuk menjatuhkan siapa pun, tetapi sebagai refleksi terbuka bagi Kementerian Kesehatan, Kementerian Kominfo, pengelola SatuSehat, dan para pengambil keputusan di sektor digital kesehatan nasional. Karena di lapangan, kami melihat realita yang sangat kontras: sistem digital semakin canggih, tapi jalan yang dilaluinya masih penuh lubang.

Kita sudah punya SIMRS yang modern, berbasis web, dengan fitur EMR dan integrasi nasional. Kita juga punya SatuSehat sebagai fondasi integrasi data kesehatan nasional. Tapi apa jadinya jika seluruh sistem itu berjalan di atas infrastruktur digital yang belum siap?

📊 Tabel Perbandingan Kecepatan Internet: Indonesia Masih Tertinggal

Data dari Speedtest Global Index (2025):

Negara Kecepatan Rata-Rata Posisi Global Catatan
Singapura 336 Mbps #1 Fiber merata, prioritas nasional
Thailand 237 Mbps Top 10 RS Digital sangat maju
Korea Selatan 174 Mbps Top 15 Hampir semua RS terintegrasi
Indonesia 32 Mbps #98 Timpang, sangat lambat di luar kota

Jika digitalisasi kesehatan adalah mobil Ferrari, maka jelas Indonesia belum menyiapkan jalan yang pantas untuk mobil itu melaju.

Masalahnya Bukan di Aplikasi—Tapi di Jalanan Digitalnya

Sering kali ketika SIMRS atau SatuSehat error, yang disalahkan adalah vendor, rumah sakit, atau IT lokal. Tapi tidak pernah ada kesadaran nasional bahwa sistem digital tidak bisa bekerja optimal jika:

✔ Bandwidth nasional tidak memadai ✔ Jalur data rumah sakit masih rebutan dengan Wi-Fi publik ✔ Tidak ada backup ISP atau edge server regional ✔ Sesi login dipaksa real-time ke pusat padahal latensi tinggi ✔ Sistem tidak didukung oleh jaringan dengan SLA tinggi

Seruan Terbuka untuk Pemerintah dan Pemangku Jabatan Kesehatan Digital

Jika Kemenkes dan Kominfo ingin menjadikan digitalisasi kesehatan sebagai legacy nasional, maka ini saatnya untuk menyikapi akar masalahnya:

  • Buka program afirmatif konektivitas rumah sakit – Seperti “Palapa Ring Kesehatan”, khusus untuk bandwidth RS tipe C dan D.

  • Bangun edge-node regional untuk SatuSehat – Jangan pusatkan semuanya di Jakarta atau satu server nasional.

  • Audit & publish performa jaringan RS secara nasional – Agar bottleneck bisa terukur dan diintervensi, bukan ditebak-tebak.

  • Fasilitasi skema infrastruktur ringan di daerah – ISP cadangan, router failover, dan pelatihan digital minimal 3 bulan sekali.

Penutup: Jalan yang Buruk Bisa Membunuh Mobil Bagus

Digitalisasi bukan hanya urusan sistem. Ia butuh jalan. Ia butuh jembatan. Ia butuh fondasi. Jika tidak, Ferrari SIMRS dan SatuSehat hanya akan terjebak di jalanan macet yang kita biarkan rusak terlalu lama.

Jika benar kita ingin SIMRS dan SatuSehat menjadi tulang punggung kesehatan masa depan, maka ini saatnya memperbaiki jalan digital itu sekarang juga. Sebelum Ferrari kita mogok di tengah lumpur.

Post a Comment for "Jangan Biarkan Ferrari SIMRS Terjebak di Jalanan Becek: Seruan untuk Perbaikan Infrastruktur Digital Kesehatan Nasional"