Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kamu suka yang mana, telur dadar apa telur ceplok, hm... kenapa tidak mix dua-duanya?!


Sesuai judul di atas, sesungguhnya ini soal rasa dan keinginan serta hati nurani. 
pernah gak sih kalian ngerasain pengen banget rasanya makan telur ceplok, namun jauh dalam hati nurani berkeinginan makan telur dadar, terkadang galau dan akhirnya tidak makan dua-duanya, atau makan salah satu nya namun tidak sepenuh hati karena bertentangan dengan hati nurani. 
aneh juga sih sama makanan sekelas telur saja bisa galau, tapi sebagai manusia milenial dimana mager (males gerak) tidak jauh penting dibanding tanda pager (#) semua itu adalah lumrah terjadi. Kembali ke masalah telur ceplok atau telur dadar, hm.. kepikiran gak sih buat nge mix aja dua-duanya, biar hati lega dan  kegalauan pun lenyap. 
Kisahnya begini, pulang kerja sehabis dines malam tepatnya hari rabu, 27 Februari 2019. Namanya habis dines malam pastinya nguantuk berat. Sampailah saya dirumah pukul 11 siang, maklum rumah di bogor namun mengais rezeki di jakarta jadi waktu itu terasa habis di jalan.  sesampainya di rumah sang istri ternyata gak masuk kerja karena kecapean, terus sakit,  dan di meja makan ada lauk seadanya juga ikan favorit yang walau tersisa sepotong namun tetap jadi idaman, sengaja mungkin di pisahin untuk aku seorang lelaki kesayangan nya, hihi. 
Tapi perut terasa masih kenyang, sudah menjadi kebiasaan jika habis dines malam sebelum pulang saya mampir kantin sekedar untuk sarapan, maklum saya dan istri sama-sama kerja, jadi harus pandai mensiasati hari, karena pastilah dirumah jarang masak, juga bila mampir sepulang kerja sekedar beli makan, males juga. Pokoknya yang pernah dines malam pasti tahu, kasur dan bantal guling ialah tujuan utama dibanding hal lain nya, ya walau kadang gak tidur juga, cuma lempengin badan sambil kutak ketik handphone ( sekarang tap tap layar smartphone ). Begitupun denganku selonjoran samping istri, pun dengan kegiatan yang sama, tap tap in layar smartphone. Cuma bedanya ya dia kerja, gak ngerti dech. Gak masuk kerja karena sakit, namun masih ngurus kerjaan, begitulah dia, sakit tapi tetep bisa  kerja.  Beda dengan ku saat itu, yang malah nge game dari pada tidur, rasanya gimana yaa ngantuk namun tidak bisa tidur tapi akhirnya ketiduran juga, tinggal temen di headset teriak-teriak minta di revive habis kena headshot, sekarat hahahah. 

Bangun tidur agak sore itupun di bangunin istri suruh makan, badan dia udah enakan katanya dan mau nganter anak ke pengajian. Ya sudah saya bangun tapi 15 menit setelahnya, kebiasaan memang kalo dibangunin itu suka banyak banget acara na.
Bangun tidur jalan ke dapur, lihat tuh ikan kesayangan masih disitu-situ saja nunggu untuk disantap. mandi dulu akh.... biar makjleb makan nya. 

Nyiapin nasi di piring trus tinggal mandi ( saya tidak suka makan nasi panas-panas karena panas, tidak baik juga kalo di tiup, jadi saya dinginin dengam cara di tinggal mandi ). biar nasi cepet adem sengaja pintu saya buka, biar ada angin sepoi-sepoi biar bantu ngademin. 

Habis mandi, siap-siap makan. Nasi sih adem tapi ikan nya ...........raib, what the....
Kok bisa.... 
Ikan kesayangan ku... kemana. Mulai lah nalar detective ku muncul, berfikir sejenak, flashback.. apa yang kulakukan sehingga bisa tuh ikan kesayangan raib. Belum sempet ku selesaikan fikiran liarku, menerka-nerka ada apa gerangan yg terjadi, lalu tiba-tiba... meong... meong.. 

Wanjirr... 

Sekarang sudah ketahuan pelakunya  Ikan kesayangan di tikung kucing, entah kucing siapa.. Namun yang pasti saya kecewa, lalu memilih kembali tiduran. Sama seperti pengalaman ditikung lain nya, sekarang pun sama, hanya bantal guling dan merem sambil membayangkan seandainya tidak ditikung, berkhayal yang indah-indah setidaknya bisa menyelamatkanku dari kebimbangan ini ( lebay ).

Hm... buka handphone, liat-liat photo makanan di mbah google, ( tolong bagi kalian yang mengalami hal serupa, jangan sekali-kali mencari nama makanan dengan kata kunci toge, karena hasilnya mencengangkan, pengalaman ).
Kebayang makan toge goreng, "udah buka belum yaa yang di depan Alfamida hm.. enak kayaknya," tp mager. akh makan telur ceplok aja gampang. buka kulkas, lihat tempat telur makjleb habissss hufh. 

Whatsapp Istri minta sekalian di beliin pas pulang ngaji.

Handphone nya malah gak dibawa. hoalah.. 

Finally buka dompet, ambil duit nyalain motor, jalan-jalan juga akhirnya nyari telur. 
Dijalan dalam pencarian ku menemukan telur, rasa bimbang kembali datang. " Enaknya telur ceplok apa telur dadar yaa " lidah ingin merasakan asin nya garam telur ceplok, tapi hati ingin menikmati gurih pedesnya telur dadar. Hal itu masih berkecambuk dalam sanubari hingga di dapur, depan kompor, di ceplok apa di dadar. ( Tolong jangan tanya nasib si nasi, udah adem apa belum.. ). 

Lalu tersirat pikiran liar ku, " gw mix aja lah, musik klo di remix sama DJ suka enak, berhentak.. " Sebagai magister pakar kuliner yang sudah jadi sarjana IT, disini saya menggabungkan  pengalaman kuliner saya dengan kodingan java di android studio, hasilnya lumayan memuaskan, mau tahu rasanya, mix antara telur dadar dan ceplok. 
silahkan bayangin saja gimana nikmatnya rasa gurih telur dadar juga asin sedapnya telur ceplok menjadi satu.
berikut resep sejatinya telur dadar mix ceplok ini. 

Bahan :
Telur ayam 2 bh
Sambel terasi sachet an (merk bebas)
Garam
Minyak Goreng
Bawang merah

Alat yang di gunakan
Penggorengan (Wajan)
Sodet (sutil)
Kompor gas dengan gasnya.

Cara masak
1. Iris bawang merah secukupnya
2. Pecahkan telur dan masukan ke dua tempat terpisah, 
a. Untuk telur dadar
campurkan telur dengan bawang merah yg telah di iris, sambal terasi sachet secukupnya di tambah sedikit garam, juga penyedap rasa jika ingin. kocok hingga tercampur rata, dan berbuih.

b. Untuk telur ceplok
bubuhi telur dengan garam secukupnya, dan JANGAN di aduk atau kocok.

3. Panaskan penggorengan (Wajan)
panaskan minyak goreng, setelah panas masukan campuran telur dadar, lalu ratakan dengan memutar penggorengan, saat pinggiran telur sudah menguning, masukan campuran telur ceploknya tepat di tengah telur dadar. tunggu hingga pingiran telur ceplok memutih.. lalu balik telur dengan cepat, agar tidak hancur dan rusak ( cara membalik ini perlu tehnik khusus dan pengalaman ber abad", jadi proses ini tidak untuk anda yang nub ).


Disini, lama menggoreng disesuaikan selera, jika ingin telur ceplok setengah matang, proses penggorengan setelah telur di balik jangan terlalu lama, namun lain dengan saya, saya lebih suka sesuatu yang matang sempurna, jadi proses menggoreng setelah di balik, lumayan agak lama. 

Hasilnya, seperti gambar di Atas. 
selamat menikmati.




Hajriah Fajar Hajriah Fajar (lahir pada bulan Desember 1987) adalah seorang seniman, penulis, dan kreator konten asal Indonesia. Ia lahir dan dibesarkan di sebuah kampung di Kabupaten Bogor. Sebelum terjun ke dunia seni dan tulis-menulis, Fajar pernah bekerja sebagai tukang parkir profesional di beberapa tempat, antara lain Gedung Hijau Arkadia, Plaza Senayan, dan Kafe Lacodefin Kemang. Setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas, Fajar melanjutkan pendidikannya di Universitas Nusamandiri, di mana ia memperoleh gelar S1 Komputer Program Dual Degree pada tahun 2019. Setelah lulus, ia bekerja di berbagai perusahaan teknologi dan IT, dan saat ini bekerja di salah satu rumah sakit swasta di Jakarta sebagai IT. Selain bekerja di dunia IT, Fajar juga aktif di media sosial seperti Instagram, Twitter, dan Facebook, di mana ia sering membagikan pemikiran, karya seni, serta konten-konten menarik lainnya. Ia juga menulis di blog pribadinya di hajriahfajar.com dan membuat konten video di kanal YouTube bernama Hajriah Fajar.Fajar diakui sebagai salah satu sosok yang inspiratif dan memotivasi banyak orang untuk berkreasi dan berinovasi dalam bidang seni dan teknologi.

Posting Komentar untuk "Kamu suka yang mana, telur dadar apa telur ceplok, hm... kenapa tidak mix dua-duanya?!"