Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

2 Hari Yang Singkat di Banyuwangi (Baluran, Kawah Ijen dan PantaiBangsring)



Yess, Banyuwangi. Kabupaten kota paling timur di pulau Jawa yang punya banyak bentangan alam menakjubkan. Jika dari kalian berniat ingin liburan ke kota ini, pastikan sudah punya urutan destinasi wisata. Mengapa? Well, ternyata Banyuwangi adalah kabupaten kota terluas yang ada di pulau Jawa. Jadi tidak salah perlu banyak waktu untuk bisa mengeksplor semua sudut dari puncak-puncak tertinggi sampai lelautannya.

Perjalanan saya pada akhir tahun 2016 lalu dimulai setelah turun dari Gunung Raung yang juga terletak di Banyuwangi. Walaupun tenaga sudah cukup terkuras pada pendakian ini tapi tidak menurunkan semangat saya untuk menjelajah sudut lain dari kota ini. Dimulai dari stasiun Kalibaru saya beserta dua teman lain yaitu Hasan dan Ndut menunggu kereta Tawan Alun yang datang pada pukul 22.00 dengan tujuan stasiun Karangasem dengan harga Rp 62.000. Sebenarnya banyak pilihan kereta yang lebih terjangkau, mengingat jarak dari dua stasiun ini hanya satu setengah jam perjalanan. Hal ini kembali lagi kepada kalian yang dapat menyesuaikan dengan jadwal keberangkatan kereta. Bahkan terdapat kereta Pandanwangi yang hanya mematok tarif Rp 9.000 saja yakni dengan rute Jember ke Banyuwangi Baru dan sebaliknya.

Setelah sampai di stasiun Karangasem pada pukul 23.30, bertambah satu personil lagi yakni si adek (Bella) yang telah sampai duluan di stasiun ini dan langsung menuju ke penginapan ala backpacker yang terletak persis di depan stasiun. Penginapan ini sama sekali tidak terlihat seperti penginapan karena pada bagian depan terdapat toko dengan nama ‘Toko Subur’. Kami disambut sangat hangat oleh si Ibu (saya lupa menanyakan namanya). Kami tidak dianggap sebagai tamu yang akan menyewa jasanya, tetapi sambutan seperti saudara yang baru datang dari jauh. Setelah basa-basi sebentar, kami langsung diantar ke kamar kita masing-masing.

Info penginapan ini saya dapatkan dari catatan-catatan backpacker di internet. Selain menyediakan penginapan dengan harga yang sangat terjangkau yakni Rp.25.000/malam untuk tiap orang dengan fasilitas kamar yang cukup nyaman bagi para pejalan seperti kita, toko Subur juga menyediakan jasa penyewaan motor atau mobil. Untuk satu motor dapat disewa dengan harga Rp. 75.000 perhari dengan syarat meninggalkan dua jenis identitas. Jadi kalian tidak perlu repot-repot mencari penyewaan di tempat lain karena semua sudah tersedia untuk memenuhi kebutuhan perjalanan kita.

Malam larut dan pagi datang dengan iringan embun. Kami memutuskan untuk berjalan lebih pagi dengan tujuan awal Taman Nasional Baluran. Informasi lagi bagi kalian jika merasa bingung akan memulai darimana, kalian dapat berkonsultasi dengan Bapak atau Ibu pemilik penginapan ini untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya sehingga dapat menghabiskan waktu liburan dengan efisien. Balik lagi ke Baluran, jarak dari Karangasem ke Baluran yang sudah termasuk dalam kabupaten Situbondo sekitar satu jam. Petunjuk arahnya juga lumayan jelas sehingga kalian tidak usah takut terlewat karena letak pintu gerbang Taman Nasional Baluran berada persis di pinggir jalan yakni sebelah kanan dari arah pelabuhan Ketapang. Total tiket masuknya terbilang cukup murah yaitu sekitar kurang dari Rp.40.000 per orang yang sudah termasuk tiket kendaraan yang kita bawa.





Baluran sering disebut sebagai Afrika nya Indonesia karena terdapat savana luas yang masih dipenuhi dengan satwa liar yang didominasi dengan monyet ekor panjang. Sepanjang mata memandang mata kalian akan disuguhi view pohon-pohon di tengah padang savana yang memang menjadi ciri khas dari tempat ini. Terlihat pula gunung Baluran yang akan jelas nampak ketika berada di savana Bekol. Jarak dari pintu gerbang menuju pusat Taman Nasional Baluran sekitar 10km dengan medan jalan yang belum terlalu bagus jadi harus hati-hati apalagi dengan keadaan jalan setelah hujan. Terdapat beberapa titik wisata yang ada di Baluran yaitu savana Bekol, pantai Bama dan masih banyak tempat yang bisa kalian kunjungi. Rasanya tidak cukup seharian untuk menjelajah tempat ini.



Setelah seharian berkeliling kami melanjutkan kembali perjalanan ke Kawah Ijen. Perjalanan dengan menggunakan sepeda motor sekitar satu setengah jam. Kawah ijen merupakan kawah yang terletak di kaldera Gunung Ijen. Terletak di Kecamatan Licin Kabupaten Banyuwangi. Rute menuju ke kaki Gunung Ijen melewati jalanan dengan kanan kiri didominasi pepohonan rindang dan jalan yang berkelok-kelok. Di kawasan kawah Ijen juga terdapat beberapa penginapan tetapi juga di sediakan camping ground untuk kalian yang ingin berkemah.

Sesampainya di area kawah Ijen pada pukul 22.00 langsung mencari tempat untuk mendirikan tenda dan kami pun terlelap. Pukul 03.00 pagi buta kami bangun dan bersiap-siap untuk trekking dengan membawa perbekalan seadanya. Beradasarkan informasi warga sekitar perjalanan menuju puncak bisa ditempuh dengan waktu antara 2 sampai 3 jam dan bagi yang ingin melihat fenomena blue fire disarankan untuk naik lebih pagi karena fenomena ini tidak akan bisa terlihat jika matahari sudah terbit. Tiket masuk dapat dibeli sebelum memulai trekking dengan harga Rp. 10.000.

Perjalanan ke puncak Gunung Ijen walaupun bukan termasuk gunung yang tinggi tetapi cukup melelahkan karena kemiringan treknya cukup curam. Tapi bagi kalian yang tidak mau bercapek-capek ria, ternyata terdapat semacam ojek gerobak yang dapat kalian sewa untuk membawa kalian sampai ke puncak Gunung Ijen. Tapi untuk ojek ini cukup mahal untuk disewa, saya kurang paham harga pastinya berapa. Saya dan yang lain tetap memilih untuk jalan kaki saja.

Kurang dari 3 jam kami sampai di puncak Gunung Ijen dan langsung menuju ke dasar kaldera tempat melihat fenomena api abadi yang hanya ada 2 di dunia yaitu di Indonesia dan di Selandia baru. Jangan lupa membawa masker untuk melihat fenomena ini karena letaknya berdekatan dengan pusat kawah yang kadar belerangnya sangat tinggi. Saya bahkan sempat batuk-batuk dan harus membasahi masker beberapa kali gara-gara tidak kuat dengan bau belerangnya yang sangat menyengat. Tapi alhamdulillah kami dapat menikmati satu lagi ciptaan Tuhan yang sangat menakjubkan. Kami putuskan untuk berada di dekat kawah sampai matahari terbit dan kembali ke puncak Gunung Ijen setelah matahari terbit.





Setelah selesai dengan semua angle foto yang sudah kami coba, hari terakhir kami di Banyuwangi langsung kita lanjutkan untuk snorkling di Omah Apung pantai Bangsring yang letaknya tidak jauh dari Pelabuhan Ketapang.

Pantai Bangsring mempunyai pesona keindahan alam bawah laut yang menakjubkan, pantas saja ketika liburan akhir tahun sangat ramai dikunjungi oleh khalayak. Bangsring menawarkan berbagai fasilitas seperti snorkling di Omah Apung, berenang dengan para hiu, diving dan masih banyak lagi. Tiket masuk kawasan pantai Bangsring ini masih gratis hanya membayar Rp. 3.000 untuk parkir dan bagi kalian yang akan snorkling dapat menyewa alat dengan harga Rp. 30.000 dan membayar Rp 5.000 untuk menyebrang dari pantai ke Omah Apung. Tepat di samping Omah Apung terdapat penangkaran Hiu dan kalian dapat bebas berenang disana.






Setelah 3 jam waktu kita habiskan dengan bermain air dan hari pun sudah mulai sore kami melanjutkan perjalanan kami untuk pulang ke penginapan. Kami sempatkan pula untuk mampir ke Alun-alun Kota Banyuwangi sebelum kembali ke penginapan karena esok subuh kami sudah harus kembali pulang dengan memakai kereta Tawang Alun yang berangkat pada jam05.00 subuh.

Sekian dari 2 hari yang sangat singkat di Banyuwangi. Banyak tempat yang belum sempat kami singgahi, banyak sudut-sudut lain dari kota ini yang belum kita ketahui. Bagi saya Banyuwangi adalah kota yang sangat indah. Jika diberi kesempatan dan waktu, saya ingin bertandang lagi ketempat ini. Terima kasih untuk 2 hari yang sangat mengesankan.

Saran untuk para pejalan:

  • Coba berbagai makanan khas Banyuwangi terutama rujak soto

  • Hati-hati pada jalanan sekitar Pelabuhan Ketapang karena banyak berlewatan truk-truk besar

  • Mampir di depan pintu masuk Pelabuhan Ketapang sehabis magrib karena ada penjual nasi bungkus dengan lauk ramesan yang enak (sambelnya enak banget) yang jual seorang Bapak paruh baya dengan hanya satu gerobak tanpa penutup atas

  • Membeli masker khusus sebelum ke kawah Ijen karena disana hanya menyediakan penyewaan untuk masker khusus ini

  • Belilah beberapa kerajinan yang terbuat dari belerang yang dijual di puncak Gunung Ijen, lumayan buat oleh-oleh

  • Penginapan Toko Subur, Bapak Abu Tholib, CP 085236155003

Selamat mencoba!
Hajriah Fajar Hajriah Fajar (lahir pada bulan Desember 1987) adalah seorang seniman, penulis, dan kreator konten asal Indonesia. Ia lahir dan dibesarkan di sebuah kampung di Kabupaten Bogor. Sebelum terjun ke dunia seni dan tulis-menulis, Fajar pernah bekerja sebagai tukang parkir profesional di beberapa tempat, antara lain Gedung Hijau Arkadia, Plaza Senayan, dan Kafe Lacodefin Kemang. Setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas, Fajar melanjutkan pendidikannya di Universitas Nusamandiri, di mana ia memperoleh gelar S1 Komputer Program Dual Degree pada tahun 2019. Setelah lulus, ia bekerja di berbagai perusahaan teknologi dan IT, dan saat ini bekerja di salah satu rumah sakit swasta di Jakarta sebagai IT. Selain bekerja di dunia IT, Fajar juga aktif di media sosial seperti Instagram, Twitter, dan Facebook, di mana ia sering membagikan pemikiran, karya seni, serta konten-konten menarik lainnya. Ia juga menulis di blog pribadinya di hajriahfajar.com dan membuat konten video di kanal YouTube bernama Hajriah Fajar.Fajar diakui sebagai salah satu sosok yang inspiratif dan memotivasi banyak orang untuk berkreasi dan berinovasi dalam bidang seni dan teknologi.

Posting Komentar untuk "2 Hari Yang Singkat di Banyuwangi (Baluran, Kawah Ijen dan PantaiBangsring)"