Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Akhir dari Smartphone Kamera

Akhir dari Smartphone Kamera
Mungkin tidak banyak yang tahu, saya adalah salau satu orang yang menyukai photography dan mendambakan hasil terbaik dalam setiap bidikan photo yang saya ambil, namun tidak seperti pecinta photography lainnya yang dipersenjatai kamera se kaliber SLR atau Mirror Less, disini saya hanya mengandalkan Smartphone kamera, biasa keren nya mobile photography.
Bukan tidak mau atau kurang modal untuk menggunakan kamera sejenis Mirror less atau SLR, akan tetapi ada kalanya moment tertentu terlintas sekejap mata, dan hanya dapat di tangkap oleh kamera smartphone karena ringkas dan mudah digunakan. Singkatnya tinggal ambil smartphone, buka kamera lalu cekrek.
Namun ada kelebihan juga ada kekurangan, jika dibandingkan dengan kamera profesional, kualitas gambar kamera smartphone ini tentu kan kalah jauh, di kerapatan pixel juga hasil gambarnya yang tidak pecah walau diambil dari jarak yang lumayan jauh, secara SLR memakai Optical zoom sementara Smartphone sendiri hanya mengandalkan Digital zoom. Disamping itu pengambilan gambar dengan smartphone kamera, nilai atau kualitas photo yang didapat lebih di tekan kan kepada sudut pengambilan gambar itu sendiri  ( Angle ). Jadi bagus atau tidaknya suatu gambar benar-benar berada dalam benak si Photographer. 
Uraian diatas ialah sedikit dari pemikiran saya mengenai Mobile Photography. Namun sesuai judul yang terpampang di atas disini kita tidak akan membahas perbedaan antara pengambilan gambar dengan kamera profesional atau dengan kamera smartphone, namun lebih kepada usia dari kamera smartphone itu sendiri.
Menurut Pengalaman pribadi, batas kamera Smartphone untuk mengambil gambar dengan kualitas yang baik itu hanya sekitar satu tahun dari tanggal pembelian, mengapa demikian ?
Hal itu karena biasanya penutup lensa kamera perlahan akan buram atau terjadi scratch (goresan)


Akhir dari Smartphone Kamera

Hal ini disebab kan beberapa hal, yang paling sering ialah karena bergesakan dengan benda padat/kasar apalagi desain posisi kamera lebih tinggi dari pada posisi casing belakang. Kemungkinan lain terjadi karena sering keluar masuk saku yang terlalu ketat sehingga tanpa kita sadari hal tersebut akan membuat gesekan antara kaca pelindung lensa dengan kain saku yang terus menerus akan membuat kaca pelindung menjadi baret, terlebih lagi jika bahan yang digunakan berbahan jeans/kasar.
Saran saya berilah pelindung hp/flip cover untuk melindungi hp sobat dan terutama kaca lensa kamera. Jangan menaruh hp/smartphone sobat dalam ruang yang terlalu sempit, tarulah dalam tas atau dalam saku yang cukup longgar dan berbahan lembut. 
Kebanyakan penutup lensa kamera sekarang menggunakan kaca plastik berbahan sejenis acrylic sehingga mudah tergores, sebut saja Smartphone kamera yang saya gunakan Zenfone 3 Max besutan asus yang terpaksa masuk bengkel karena penutup lensa nya buram, sedikit kecewa memang setelah mendengar bahwa kaca penutup lensa nya memang berbahan acrylic beda dengan kakak seperguruanya Zenfone 3 ZE520KL, walau harga tidak berbeda jauh namun salah satu keunggulan zenfone 3 ini ialah dari penutup lensa kamera nya berbahan kaca. 
Akhir dari Smartphone Kamera

Selain cara di atas, hal lain untuk menyiasati agar penutup lensa tidak cepat buram ialah dengan menambahkan Tempered Glass Camera Lens Protector atau bahasa keren nya kaca pelindung lensa kamera, yang saat ini sudah banyak di jual OLSHOP dalam Lokal, walau tidak selalu Compatible untuk semua jenis smartphone. Menurut survey yang dilakukan, sementara ini tempered glass khusus lensa kamera smartphone ini kebanyakan hanya tersedia untuk merk dagang Samsung Galaxy dan Iphone saja. 




Itu saja sekilas keluh kesah saya mengenai kamera Smartphone saat ini, Andai saja ada produsen Armor Case Smartphone yang melengkapi produknya dengan Slide pelindung kamera, desain nya sendiri kemungkinan mengadaptasi slide penutup kamera dari Sony Ericsson C901 Atau SE Satio 12.1 MP itu, 
SE C901
SE Satio 12.1 MP

Entah kenapa saya jadi kangen kamera handphone Sony Ericsson seperti diatas. 
Terima kasih Sudah membaca.

http://syaqiebworld.blogspot.com
zenfone 3 max
gambar : pencarian google
Hajriah Fajar Hajriah Fajar (lahir pada bulan Desember 1987) adalah seorang seniman, penulis, dan kreator konten asal Indonesia. Ia lahir dan dibesarkan di sebuah kampung di Kabupaten Bogor. Sebelum terjun ke dunia seni dan tulis-menulis, Fajar pernah bekerja sebagai tukang parkir profesional di beberapa tempat, antara lain Gedung Hijau Arkadia, Plaza Senayan, dan Kafe Lacodefin Kemang. Setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas, Fajar melanjutkan pendidikannya di Universitas Nusamandiri, di mana ia memperoleh gelar S1 Komputer Program Dual Degree pada tahun 2019. Setelah lulus, ia bekerja di berbagai perusahaan teknologi dan IT, dan saat ini bekerja di salah satu rumah sakit swasta di Jakarta sebagai IT. Selain bekerja di dunia IT, Fajar juga aktif di media sosial seperti Instagram, Twitter, dan Facebook, di mana ia sering membagikan pemikiran, karya seni, serta konten-konten menarik lainnya. Ia juga menulis di blog pribadinya di hajriahfajar.com dan membuat konten video di kanal YouTube bernama Hajriah Fajar.Fajar diakui sebagai salah satu sosok yang inspiratif dan memotivasi banyak orang untuk berkreasi dan berinovasi dalam bidang seni dan teknologi.

Posting Komentar untuk "Akhir dari Smartphone Kamera"