Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Gunung Ciremai dan tantangan jalur Linggar Jati


Salam lestari para petualang ! 
Bulan agustus adalah bulan yang ditunggu-tunggu negara kita, tahu karena apa ? Yap, Indonesia merdeka pada tanggal 17 agustus 1945. Bisa dibayangkan waktu belajar sejarah terus tahu bagaimana para pejuang dengan susahnya merebut kemerdekaan negara Indonesia. Jadi intinya untuk mencapai titik itu perlu ada perjuangan dan pengorbanan, sama halnya dengan naik gunung bagaimana para pendaki dapat mencapai puncak dengan penuh perjuangan. 

Pada zaman sekarang banyak sekali cara yang dilakukan untuk merayakan peringatan hari kemerdekaan Indonesia, salah satunya dengan mendaki gunung. Ada beberapa gunung yang menjadi incaran untuk melaksanakan upacara agustusan dan Gunung Ciremai yang ada di Jawa Barat selalu menjadi primadona. Setiap tahun diadakan upacara Kemerdekaan dengan membentangkan bendera merah putih sepanjang dan sejauh bibir kawah puncak Gunung Ciremai. Jangan ditanya bagaimana ramainya, dipastikan penuh dengan lautan manusia di puncak gunung. 

Tapi sekarang saya akan bercerita pengalaman saya mendaki Gunung Ciremai pada awal agustus 2016 via  Linggarjati yang ada di kabupaten Kuningan. Mengapa tidak mengambil pada saat 17 agustus ? Ya, dengan penuh pertimbangan akhirnya kita sepakat berangkat pada tanggal 5 agustus 2016. 

Berangkat menggunakan kereta Tawang Jaya dari Stasiun Pasar Senen Jakarta Pusat pukul 23.00 dengan tujuan Stasiun Perujakan Cirebon. Kami sampai di Cirebon pukul 02.00 dini hari pada tanggal 6 agustus 2016. Hanya butuh waktu 3 jam menuju Cirebon dengan kereta api. 

Berdasarkan informasi yang kami dapat, akses menuju Pos Linggarjati dapat menggunakan mobil elf dari Cirebon menuju Kuningan tapi untuk memudahkan perjalanan, kita langsung menyewa mobil bak dengan tarif yang lumayan terjangkau yaitu Rp. 200.000 sekali jalan. Tidak banyak bertele-tele kita langsung melanjutkan perjalanan menuju Pos Linggarjati, waktunya sekitar 40 menit. 

Sekedar informasi, basecamp Linggarjati ini buka pukul 07.00 - 23.00, jadi kita sempat menunggu sekitar 2 jam untuk mengurus simaksi sambil mempacking ulang dan melaksanakan kewajiban. Pukul 07.00 loket dibuka dan kita mulai mendaftarkan personil dengan menyerahkan fotokopi KTP atau tanda pengenal lain. Harga simaksi memang terbilang mahal dibanding gunung-gunung lain yaitu Rp. 50.000 / orang sudah termasuk snack, souvenir dan sertifikat yang akan diserahkan diakhir pendakian. Setelah semua selesai dan let the journey begin ! 

Dimulai dengan doa bersama meminta keselamatan pada Yang Maha Kuasa, kami mulai menapaki satu persatu tanah lereng gunung ciremai. Awal pendakian didominasi dengan jalan aspal sampai Pos 1 Cibonar setelah itu masuk dalam kawasan hutan pinus dan kebun-kebun, trek lumayan landai. Jalanan hutan di Gunung Ciremai lumayan jelas karena banyak tanda yang mengarahkan ke puncak tapi sayangnya kurang dalam penandaan pos-posnya. Setelah 3 jam berjalan dengan jalanan agak menanjak, kita sampai di Pos Kuburan Kuda, bahkan kita tidak 'ngeh' jika sudah melewati pos-pos sebelumnya. Kita melanjutkan perjalanan dengan jalanan yang lebih menanjak dari sebelumnya, kurang lebih 2 jam kita sampai di Pos Pamerangan, disini kita putuskan untuk 'long break' sambil makan siang siang dan melaksanakan sholat. Pukul 13.00 kita mulai perjalanan kembali dengan trek yang semakin curam, sampai bertemu dengan tanjakan Bapatere yang sangat terkenal dengan kecuramannya yang hampir 90 derajat, setelah berjalan selama kurang lebih 3 jam. Itu pengalaman pertama untuk saya pribadi tanjakan Bapatere yang begitu mengesankan, harus benar-benar memperhatikan langkah dan pintar memilih pegangan akar yang kuat. Kita tinggalkan Bapatere dan melanjutkan perjalanan untuk dapat sampai ke Pos Batu Lingga sebelum gelap. Rencana selalu sebagai rencana, dikarenakan beberapa kondisi personil yang sudah sangat kelelahan, akhirnya sebelum gelap kita dapat tempat landai untuk mendirikan tenda kira-kira setengah jam menuju Pos Batu Lingga. Pukul 17.30 kita memutuskan untuk berhenti dan sebagian mendirikan tenda, sebagian yang lain memasak kemudian tidur untuk dapat bangun jam 2 pagi karena perjalanan ke puncak masih jauh. Semua terlelap. 

Minggu, 7 agustus 2016 pukul 01.00 dini hari semua personil bangun dan bersiap-siap summit dengan membawa persediaan seperlunya. Pukul 02.00 kita mulai berangkat, dominasi trek tanah dan bebatuan besar dengan kemiringan yang sangat curam pula tapi kami tetap melangkahkan kaki satu langkah demi satu langkah, melewati Pos Batu Lingga kemudian Sangga Buana 1 dan 2. Akhirnya sampai di batas vegetasi Pos Pengasinan pukul 05.00 sempat istirahat sejenak dan jalan kembali dengan sisa-sisa tenaga. Dan puncak Gunung Ciremai kami dapatkan pada pukul 07.00 pagi, dengan pemandangan awan yang begitu sempurna dengan warna emas matahari serta penampakan kawah yang sedikit tertutup kabut.

Kami tidak berlama-lama di puncak dikarenakan hari sudah mulai siang, pukul 07.30 kita mulai turun kembali ke tenda, sampai pukul 10.00 langsung memasak sarapan dan bersiap-siap untuk perjalanan turun. Pukul 12.00 kita mulai dengan doa kemudian melanjutkan perjalanan menuruni gunung dan selamat sampai di basecamp Linggarjati pukul 17.00

Perjalanan gunung Ciremai jalur Linggarjati yang sangat mengesankan. Kita belajar banyak disini tentang banyal hal. 

Saran bagi yang ingin mendaki Gunung Ciremai 
- Persiapan fisik sangat penting, karena trek yang disuguhkan jalur Linggarjati sangat menantang
- Manajemen air dan logistik karena tidak ada sumber mata air di sepanjang jalur
- Jangan melanjutkan perjalanan ketika sudah gelap 
- Hormati pesan-pesan dari warga sekitar demi keselamatan diri sendiri dan kelompok

Salam Lestari !

Hajriah Fajar Hajriah Fajar (lahir pada bulan Desember 1987) adalah seorang seniman, penulis, dan kreator konten asal Indonesia. Ia lahir dan dibesarkan di sebuah kampung di Kabupaten Bogor. Sebelum terjun ke dunia seni dan tulis-menulis, Fajar pernah bekerja sebagai tukang parkir profesional di beberapa tempat, antara lain Gedung Hijau Arkadia, Plaza Senayan, dan Kafe Lacodefin Kemang. Setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas, Fajar melanjutkan pendidikannya di Universitas Nusamandiri, di mana ia memperoleh gelar S1 Komputer Program Dual Degree pada tahun 2019. Setelah lulus, ia bekerja di berbagai perusahaan teknologi dan IT, dan saat ini bekerja di salah satu rumah sakit swasta di Jakarta sebagai IT. Selain bekerja di dunia IT, Fajar juga aktif di media sosial seperti Instagram, Twitter, dan Facebook, di mana ia sering membagikan pemikiran, karya seni, serta konten-konten menarik lainnya. Ia juga menulis di blog pribadinya di hajriahfajar.com dan membuat konten video di kanal YouTube bernama Hajriah Fajar.Fajar diakui sebagai salah satu sosok yang inspiratif dan memotivasi banyak orang untuk berkreasi dan berinovasi dalam bidang seni dan teknologi.

1 komentar untuk "Gunung Ciremai dan tantangan jalur Linggar Jati"

You are welcome to share your ideas with us in comments!