Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

PENDAKIAN GUNUNG PRAU, WONOSOBO JAWA TENGAH


Pendakian Gunung Prau



Pada kesempatan kali ini, tim expena menjelajah alam bagian tengah Pulau Jawa yaitu tepat di kabupaten Wonosobo. Tujuan expena datang kesini adalah untuk menjelajah salah satu gunung di daerah dataran tinggi Dieng yaitu Gunung Prau.
Gunung Prau merupakan tapal batas antara tiga kabupaten yaitu Kabpaten Batang, Kabupaten Kendal dan Kabupaten Wonosobo dan mempunyai ketinggian 2565 mdpl.
Perjalanan Expena dimulai, lets get lost !
Kamis, 27 Agustus 2015
Seperti biasa kami memulai perjalanan dari tempat basecamp Expena yang ada di daerah Semper, Tanjung Priuk Jakarta Utara. Dengan menggunakan motor kita 11 orang berangkat ke Terminal Kemayoran tepatnya di pool bus Damri. Setibanya disana sekitar jam 19.00 kita bertemu dengan 6  rekan yang memang akan melakukan perjalan bersama. 


Setelah melakukan pembelian tiket yang perorangnya dikenakan biaya Rp. 100.000, Expena kembai briefing dan melakukan doa bersama sebelum keberangkatan.  Pukul 21.00 tepat bis yang kita tumpangi berangkat dan saat itu pula kita tidak melakukan pemborosan tenaga, lebih tepatnya kita langsung tidur agar perjalanan panjang ini tidak akan berasa lama.
Jumat, 28 Agustus 2015
Perjalanan jauh kita sebagian telah terbayar karena sebelum sampai ke Terminal Wonosobo pemandangan yang terlihat dari dalam bis menjadikan mata ini sungkan untuk terpejam lagi. Ya, inilah pagi tim Expena di kabupaten Wonosobo, khas dengan aroma pedesaan yang masih asri dan udara yang sangat menyejukan. 13 jam sudah terlewati, sesampainya di terminal Wonosobo pada pukul 10.00 kita taklupa untuk mengisi perut yang telah minta diisi dari semalam.
Setelah semuanya sudah siap, perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan mobil elf yang bisa muat sampai 25 orang. Tentu saja tim kami barengkan dengan pendaki lain asal yang mempunyai tujuan sama. Satu orang dikenakan biaya Rp. 20.000. Jarak tempuh dari terrminal Wonosobo ke basecamp Gunung prau bisa ditempuh dalam waktu sekitar 45 menit. Dan jangan lupa untuk meminta kontak hp bapak supir untuk menjrmut pada esok harinya.



Ada beberapa jalur yang dapat dilewati untuk mencapai puncak Prau yang terkenal adalah jalur Patak Banteng dan jalur Dieng. Berdasarkan rekomendasi dari seorang teman akhirnya kita mengambil Jalur Dieng.
Ketika matahari berada tepat diatas kepala, sebelum melakukan pendakian tim expena melakukan kewajiban terlebih dahulu untuk sholat jumat berjamaah di masjid sekitar kawasan Dieng.
Tantangan kita dimulai hari ini, tepat pukul 14.00 kita berangkat setelah melakukan pendaftaran di basecamp yang setiap orang dikenakan biaya Rp.10.000.
Di awal perjalanan kita disuguhi dengan tanjakan yang masih rata yaitu dengan aspal. Tidak selang berapa lama, terlihat jalanan yang lurus yng disekelilingi oleh perkebunan sayuran para warga sekitar. Jalanan masih sama seperti itu sampai melewati Pos 1. 
Setelah setengah jam kemudian, trekking sudah masuk dalam hutan dengan tanjakan yang lumayan curam. Tidak hanya itu karena bulan ini memang masih musim kemarau, disaran bagi teman-teman yang mau ke Prau untuk membawa masker, buff atau yang lain karena keadaan disana sangat berdebu. 








Pos 2 dan Pos 3 jalanan masih didominasi jalananan yang menanjak dan berdebu. Sebelum mencapai Pos 4 jalan kembali menjadi landai kembali meski sesekali ada tanjakan yang tidak terlalu curam.
 Karena sempat long break saat akan mencapai pos 4, tim expena sampai di camping ground pukul 18.00 saat hari sudah mulai gelap. Pembagian tugas dimulai ada yang mendirikan tenda dan sebagian lagi memasak utuk makan malam.
Tidak banyak tenda disekitar kita waktu itu, mungkin karena masih hari jumat. tapi inilah nuansa gunung yang dicari, sunyi, sepi, menjadikan setiap orang yang menjadi bagiannya menjadi tenang. Bahkan dari tempat kita mendirikan tenda terlihat gemerlap indah kawasan wisata Dieng dan kabupaten Wonosobo.
Bagi teman-teman yang akan melakukan pendakian ke gunung Prau disarankan tidak memilih waktu pada weekend yang dipastikan akan ramai seperti pasar.
Kamipun terlelap dalam dingin malam dan oyakan angin malam itu.
Sabtu, 29 Agustus 2015
Matahari sudah mulai memunculkan sinarnya, kami satu persatu bagun dari lelapnya istirahat semalam. Dan keadaan pada waktu itu, dingin sekali membuat ujung jari jemari mati membeku. Bukan hanya itu, angin dipuncak Prau ini sangat besar seakan-akan tenda saja mampu dirobohkan.
Tapi kita tidak mungkin meninggalkan momen indah itu dengan hanya berdiam diri saja di dalam tenda. Hanya untuk sekedar mengabadikan sunrise puncak Prau dan berfoto ria. Subhanallah, sunrise gunung Prau yang biasa kami dengar dari cerita orang dan foto-toto di media sosial. Sekarang kita merasakan sendiri bagaimana megah dan indahnya lukisan Tuhan yang satu ini.










Setelah puas dengan pemandangan puncak Prau kita bergegas pulang ke tenda untuk beres-beres dan memasak makanan untuk sarapan. Tepat pukul 10.00 kita memulai perjalanan untuk turun gunung.
Kami kembali menghubungi Bapak supir elf untuk menjemput dan mengantarkan ke terminal Wonosobo dengan tarif yang sama. Setelah itu perjalanan kita lanjutkan untuk pulang kembali ke Jakarta.
Minggu pagi, 30 Agustus kita sampai dengan selamat di Jakarta. Terima kasih untuk para rekan-rekan yang telah mendukung semua kegiatan ini. Kami akan merindukan pendakian-pendakian lain bersama kalian.






Hajriah Fajar Hajriah Fajar (lahir pada bulan Desember 1987) adalah seorang seniman, penulis, dan kreator konten asal Indonesia. Ia lahir dan dibesarkan di sebuah kampung di Kabupaten Bogor. Sebelum terjun ke dunia seni dan tulis-menulis, Fajar pernah bekerja sebagai tukang parkir profesional di beberapa tempat, antara lain Gedung Hijau Arkadia, Plaza Senayan, dan Kafe Lacodefin Kemang. Setelah lulus dari Sekolah Menengah Atas, Fajar melanjutkan pendidikannya di Universitas Nusamandiri, di mana ia memperoleh gelar S1 Komputer Program Dual Degree pada tahun 2019. Setelah lulus, ia bekerja di berbagai perusahaan teknologi dan IT, dan saat ini bekerja di salah satu rumah sakit swasta di Jakarta sebagai IT. Selain bekerja di dunia IT, Fajar juga aktif di media sosial seperti Instagram, Twitter, dan Facebook, di mana ia sering membagikan pemikiran, karya seni, serta konten-konten menarik lainnya. Ia juga menulis di blog pribadinya di hajriahfajar.com dan membuat konten video di kanal YouTube bernama Hajriah Fajar.Fajar diakui sebagai salah satu sosok yang inspiratif dan memotivasi banyak orang untuk berkreasi dan berinovasi dalam bidang seni dan teknologi.

Posting Komentar untuk "PENDAKIAN GUNUNG PRAU, WONOSOBO JAWA TENGAH"